Melanjutkan..film berikutnya..hem.. setelah bernuansa romantic dangdut, akhirnya rasa laparpun datang, kamipun membeli beberapa roti dan minuman, dan dimasukan ke plastik bekas pop corn saat nonton film tadi,,he,,untuk kedua kalinya ini kayaknya gak usah beli pop corn di luar sana, di dalem bioskop aja dech,, kata aa teh, maklum suasananya lebih rame saat kita akan nonton film yang satu ini... Nach kurang lebih beginilah singkat ceritanya...
Sepulang dari Mekah, Darwis muda (Ihsan Taroreh) mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah bid’ah, melalui langgar/surau nya Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah di Mesjid Besar Kauman yang mengakibatkan kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo) sehingga akhirnya langgar/surau Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat. Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai Kafir hanya karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda.
Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman itu surut. Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) dan lima murid murid setianya : Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adishwara) dan Dirjo (Abdurrahman Arif), Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga tidak di injak-injak.
Film yang di sutradarai oleh Hanung Bramantio, dan PT Multivision Plus (MVP) Jakarta ini juga didukungan penuh PP Muhammadiyah ini nampaknya banyak mengudang antusias masyarakat untuk melihat dan menonton film ini, banyak dari berbagai elemen yang saya lihat berbondong-bondong antri untuk membeli ticket film ini...
Film yang di sutradarai oleh Hanung Bramantio, dan PT Multivision Plus (MVP) Jakarta ini juga didukungan penuh PP Muhammadiyah ini nampaknya banyak mengudang antusias masyarakat untuk melihat dan menonton film ini, banyak dari berbagai elemen yang saya lihat berbondong-bondong antri untuk membeli ticket film ini...
Banyak hikmah yang bisa kita lihat dari film ini, apalagi yang berkaitan dengan perjuangan menegakan syaria't islamiah, yang mungkin mengenal kata tidak mudah goyah, saya mengambil sisi positif dalam film ini,terlepas dari latar muhammadiyah yang melatar belakangi film tersebut, hikmah yang bisa saya ambil adalah salah satunya dimana yang namanya perjuangan itu tidaklah mudah, hanya jiwa-jiwa yang penuh dengan keistiqamahanlah yang akan tetap ada dalam barisan perjuangan tersebut, dan yang lebih menariknya..adalah dimana perjuangan seorang suami itu akan semakin kokoh bila didampingi oleh seorang istri yang selalu menyertai dalam perjuangannya...dalam keadaan apapun sang istri selalu berusaha memberikan yang ia miliki untuk misi dan visi dakwah suaminya, begitupun yang dilakukan oleh Nyi Ahmad Dahlan kepada suaminya, ia tak hanya menemani dan mendukung dakwah suaminya, tetapi ia pun memberikan uang tabungan yang ia miliki.. jadi teringat shirah Shahabiyyah, ummulmukminin Khadijah Ra yang memberikan seluruh yang ia miliki, tidak hanya jiwa dan raga, tapi harta dan segalanya..Subhanallah... Walllahu'alam bis shawab...
Nach...sahabat..lebih seru kayaknya jika kita langsung nonton film yang satu ini...
Afwan!