Kamis, 22 April 2010

Astagfirullah...

Astagfirullahaladzim...itulah yang saya lafazkan hari ini, ya alloh ampunilah kesalahan hambaMu di hari yang penuh kemuliaan ini, saya baru tersadar setelah saya membaca notebook kecil saya yang berwarna biru, disana ada sebuah coretan singkat yang mana berisi tentang pentingnya beristigfar, kita ketahui bersama, bahwa Rosulullah SAW yang sudah di jamin masuk syurga dan terbebas dari dosa pun masih melafazkan istigfar kurang lebih 70 kali perhari, demi mengagungkan dan bersyukur kepada Robb Nya, Subhanallah...

Lalu apalagi kita, sebagai manusia biasa yang tak luput dari khilaf dan dosa, sudah sepatutnya melafazkan istigfar atas kesalahan yang mungkin kita menyadarinya ataupun tidak kita sadari. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa ada tiga orang anak manusia yang mengeluhkan permasalahannya kepada seorang ulama yang mereka jadikan sebagai rujukan, mereka bertiga menceritakan masalahnya masing-masing, dimulai dari seorang pertama: dia adalah seorang petani yang selalu merugi, ia tidak bisa optimal dan maksimal dalam mengairi sawahnya, sehingga hasil panennya tidak bagus yang ujung-ujungnya berakhir pada kerugian, ia bertanya pada ulama itu, apa yang harus ia lakukan? lalu ulama itu menjawab: "banyak-banyaklah beristigfar", lalu ia pun keluar, dan datanglah seorang yang kedua, ia bercerita pada ulama itu: saya adalah seorang pengusaha namun bisnis saya selalu gagal dan selalu merugi, lalu apa syaikh yang harus saya lakukan? lalu ulama yang dipercaya itupun menjawab: "banyak-banyaklah beristigfar", dan akhirnya seorang yang kedua itupun keluar, lalu datanglah seorang yang ketiga, pasangan suami istri yang sudah lama menikah namun belum dikaruniai anak/keturunan, merekapun sudah berikhtiar kesana kemari, namun tetap begini adanya, lalu apa yang harus kami lakukan? kata pasangan suami istri tersebut, lalu ulama itupun menjawab: "banyak-banyaklah beristigfar". akhirnya suami istri itupun keluar.

Setelah mereka keluar dari ruangan ulama tadi, mereka bertiga bercengkrama, lalu menceritakan/ berbagi masalah mereka satu sama lain, yang satu bercerita tentang gagalnya pertaniannya karna tak terairi, yang kedua gagal bisnis, yang ketiga belum dikaruniai keturunan, merekapun bertanya tentang jawaban apa dari ulama tadi, setelah mereka bertiga menceritakannya jawabannya yakni "banyak-banyak beristigfar", mereka cukup heran, ko masalah berbeda-beda seperti ini, ko solusinya sama?nampak sebuah pertanyaan bagi mereka, percakapan inipun terdengar oleh ulama tadi, dan ulama tadipun dengan santunnya menjelaskan tentang betapa pentingnya beristigfar, jawaban mereka sesungguhnya telah ada di dalam Al Quran, firman Allah yang maha Agung, yakni dalam QS.Nuh 10-12:

maka aku katakan kepada mereka:" Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, QS. Nuh (71) : 10

niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,QS. Nuh (71) : 11

dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. QS. Nuh (71) : 12

Subhanallah Saudariku, ternyata amat dahsyat makna istigfar itu, sudahkah kita beristigfar hari ini? Mungkin bisa jadi apa yang menimpa kita hari ini, hal yang mungkin kurang kita harapkan bisa jadi buah dari kurangnya kita beristigfar, astagfirullahaladzim... Semoga kita tergolong kepada hambaNya yang pandai bersyukur dan bertaubat atas segala khilaf... amin..

Tidak ada komentar: