Rabu, 31 Maret 2010

My Name Is Khan

Melepas lelah, dan sedikit hiburan, tadi sempat kulihat sebuah film, yang membuatku terhibur dan diakhir film sempat meneteskan air mata,he..jadi malu,film apakah itu: My Name Is Khan, sebuah film yang katanya pernah menduduki rangking ke 6 di box office di inggris, film yang di sutradarai Karan Johar ini nampaknya mengulang sukses, setelah film-film yang sukses yang disutradarai sebelumnya, baik itu KKHH atau KKKG (film yang membuatku nangis bombay abiss waktu SMP dulu,he), menurutku film ini berbeda dari film-film sebelumnya, di film ini banyak pesan positif yang bisa diserap bagi siapapun yang menontonnya,selain itu di film ini tidak begitu banyak tarian-tarian maupun lagu-lagu india pada umumnya, film ini lebih menitik beratkan pada alur cerita dan perjuangan tentang seseorang yang ingin membuktikan kebenaran akan dirinya, seperti apakah film My Name Is Khan itu? (rasanya lebih asyik jika kita nonton langsung,he..)


My name is Khan bercerita tentang sosok Rizwan Khan (Shakhrukh Khan), seorang muslim India yang sejak lahir menderita Sindrom Asperger (Asperger syndrome), sebuah gejala autisme dimana para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungan sekitar.

Uniknya penderita sindrom ini memiliki IQ yang relatif tinggi sehingga dianggap cerdas walau terkadang minim emosi layaknya manusia normal. Bersama sang ibu yang janda (Zarina Wahab), Rizwan tinggal bersama adiknya Zakir Khan (Jimmy Shergill) di wilayah kumuh Borivali-Mumbai.

Pada usia 18 tahun, sang adik mendapatkan beasiswa untuk belajar di Amerika Serikat. Tidak berapa lama kemudian sang ibu meninggal dunia karena sesak nafas, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, sebuah pesan diberikan untuk Khan, sang ibu berpesan padanya untuk terus mengejar kebahagiaannya sendiri.

Zakir lalu memboyong Khan untuk tinggal bersamanya di San Fransisco dan memberikan pekerjaan sebagai sales obat kecantikan di perusahaannya. Istri Zakir, Haseena (Sonya Jehan) seorang dosen psikologi adalah orang pertama yang merasakan “keanehan” tingkah Khan.

Dari situ akhirnya dideteksi kalau Khan menderita Sindrom Asperger. Lewat sejumlah terapi, Khan akhirnya bisa hidup mandiri di San Fransisco yang keras sebelum akhirnya jatuh cinta dengan Mandira (Kajol), janda beranak satu yang membuka salon kecantikan di San Fransisco.

Bagi Khan, sosok Mandira adalah salah satu bentuk kebahagiaan yang selama ini dicarinya seperti pesan sang ibu sebelum meninggal. Walaupun sempat ditentang oleh sang adik karena perbedaan agama antara Khan yang muslim dengan Mandira yang Hindu, namun pernikahan mereka berjalan harmonis.

Kehidupan keluarga yang harmonis antara Khan, Mandira dan sang anak semata wayang mereka, Sameer (Yuvaan Makaar) berubah total saat sejumlah teroris yang mengatasnamakan agama dan suku menyerang menara kembar World Trade Center di New York pada September 2001.

Sebuah peristiwa memilukan kemudian terjadi dalam keluarga kecil Khan dimana mereka harus kehilangan Sameer yang dibunuh secara sadis oleh teman sekolahnya karena isu rasial. Mandira yang terpukul lalu mengusir Khan. Mandira mengultimatum Khan untuk tidak boleh kembali sebelum dia memberitahu Presiden Amerika Serikat bahwa dirinya bernama Khan dan bukan teroris.

Khan yang putus asa karena harus berpisah dengan orang yang dicintainya lalu memulai petualangannya melintasi berbagai negara bagian Amerika Serikat demi bertemu dengan calon Presiden Barrack Obama yang sedang berkampanye keliling Amerika. Tekadnya hanya satu, memberitahu Presiden Amerika Serikat terpilih bahwa namanya adalah Khan dan dia bukan teroris.

Setelah melalui berbagai rintangan,bahkan Khan berhasil melewati masa sulitnya, bahkan ia berhasil selamat dari maut, akhirnya khan bertemu kembali istri tercintanya, hingga dari akhirnya ia bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, dan akhirnya Khan kembali pulang bersama istrinya Mandira. Seperti apa petualangan dan perjuangan Khan sampai akhirnya ia bertemu dengan Presiden Amerika Serikat dan menyatakan bahwa "My Name Is Khan and Im not Terorist"? Coba tonton ya,,, :)

2 komentar:

dianz mengatakan...

how about pluralism issue of that film?? what's in your mind?

tehnays.blogspot.com mengatakan...

sorry dear, no comment aja ah,he,,,