Hari ini, jum'at 18 Desember 2009 bertepatan dengan tanggal 1 muharram 1431 H, subhanalloh..inilah tahun baru sesungguhnya, yang sudah sepatutnya kita renungkan bersama, bergantinya tahun ini bukan untuk kita jadikan ajang hura-hura atau berpesta dsb tapi ada hal yang lebih bermakna dari itu, alangkah indahnya jika kita bisa berintrospeksi/bermuhasabah dll, atau bagaimana kita mengambil ibroh/pelajaran dari tahun sebelumnya, yang bisa kita jadikan bahan modal awal untuk memperbaiki di tahun berikutnya, yang mudah-mudahan masih Alloh sempatkan kita merasakannya,,amin...(saya jadi teringat oleh sebuah pupuh sunda yang kaya akan makna,, "ganti taauun..mogaaa..mawaa,,kamajuan..dst", ya,,mudah-mudahan pergantian tahun ini membawa kita kearah yang lebih baik, amin)
Mengingat hari ini, tanggal 1 muharram, dimana ada sebuah shiroh yang tidak mungkin bisa kita lupakan dari memori kita, yakni hijrahnya Rosulullah SAW, dari kota Mekkah ke Yatsrib/ Madinah al munawwaroh..itulah salah satu perintah Alloh..yakni hijrah! yang kurang lebih dalam pikiran saya saat ini, hijrah itu berarti berpindah, baik itu secara ruhani maupun jasmani, berpindah dari lingkungan yang buruk menuju lingkungan yang baik, berpindah dari sifat tercela menuju ke sifat yang terpuji,,bukan sebaliknya.. ya,,sebagai manusia biasa tak ada yang sempurna tentunya, semua manusia sebagai hamba yang tak luput dari dosa, oleh sebab itu tugas kita bukanlah tenggelam dalam kekelaman kesalahan tersebut, melainkan menyadari, memperbaiki, dan menggatinya dengan amalan yang lebih baik, hingga semakin mantaplah kita dengan pribadi-pribadi mujadid (pembaharu) yang senantiasa membawa perubahan kearah yang lebih baik dan senantiasa mengharapkan keridhoan Alloh SWT...
Dengan hijrah ini, jadi teringat sebuah hadits..yang bila kita lihat dibuku hadist arba'in menjadi posisi hadist no.wahid/ hadits paling awal, yakni sebuah hadits yang mengingatkan kita tentang pentingnya makna sebuah niat:
Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”. (Muttafaq ‘alaih)
Rasulullah SAW dan para sahabat diperintahkan Allah SWT untuk berhijrah. Motivasi utamanya adalah meraih keridloan Alloh. Menjelang hijrah, kondisi kaum muslim berada pada posisi yang sangat lemah dan teraniaya. Namun, keyakinan mereka akan datangnya kemenangan dan pertolongan Allah tidak pernah sirna. Hal ini disebabkan oleh tebalnya iman mereka kepada Allah SWT. Hal ini karena pokok pertama yang diajarkan Rasulullah SAW jauh sebelum hijrah adalah prinsip keimanan. Bukan saja karena iman kepada Allah merupakan ajaran, tetapi juga karena iman membentengi manusia serta mengantarkan kepada optimisme.
Ada beberapa hal yang bisa kita ambil hikmahnya dari makna hijrah ini, sayapun yakin bahwa antuna sudah bisa mengambil hikmahnya, nach berikut adalah beberapa yang masih saya ingat, dalam hijrah Alloh dan Rosulnya mengajarkan:
1. Ketaatan (atthoa't). Dari peristiwa hijrah ini, terlihat sudah beberapa sahabat yang memiliki ketaatan yang luar biasa, contohnya bisa kita lihat dari kisah-kisah teladannya, seperti halnya abu bakar ash shidiq, ali bin abi thalib dll. inipun membuktikan bahwa begitu berhasilnya rosulullah saw dalam mentarbiyyah (membina) para mutarobbi (binaan)nya, subhanalloh...
2. Pengorbanan (Tadhiyah). Rasulullah SAW mengajarkan bahwa untuk mencapai suatu usaha besar dibutuhkan pengorbanan maksimal dari setiap orang. Rasul sendiri berhijrah dengan segala daya yang dimilikinya, tenaganya, pikiran dan materi, bahkan jiwa dan raga beliau. Ketika akan berhijrah Rasulullah pernah mengajak Abu Bakar, dan kala itu Abu Bakar membeli dua onta satu buat Rasul. Tetapi Rasul tidak mau menerima, dan maunya membeli. Ini wujud pengorbanan yang dicontohkan Rasulullah SAW.
3. Kecintaan (al hub). Rasulullah SAW berangkat hijrah seraya berpesan kepada Ali bin Abi Thalib untuk menggantikan beliau tidur di tempat tidur Rasul. Sehingga dengan hal ini bisa mengelabui kaum kafir saat itu, kecintaaan yang luar biasa tentunya, menggantikan posisi tidur rosullah berarti siap untuk menjemput maut, karna kaum kafir sudah siap sedia membunuh rosulullah. dan ali adalah seorang yang siap mepertaruhkan jiwa dan raga demi membela agama Allah. ini menujukkan betapa seorang ali bin abi thalib mencintai Islam, mencintai Alloh dan Rosulnya..
4. Ketawakalan atas sebuah usaha. Ketika Rasul dikejar dan akhirnya sembunyi di gua Tsur, Abu Bakar sangat khawatir dan gentar. Namun Rasulullah SAW menenangkan dengan mengatakan, "Jangan kuatir dan jangan sedih, sesungguhnya Allah beserta kita".
nach sampai disini dulu sahabatku...
afwan ala kulli hal..
Nays Raihany "pengasuh cahaya mataku" and keluarga mengucapkan selamat tahun baru 1431 H, raih pribadi baru yang jauh lebih baik..
Ma'assalamah..1430 H :)
Mengingat hari ini, tanggal 1 muharram, dimana ada sebuah shiroh yang tidak mungkin bisa kita lupakan dari memori kita, yakni hijrahnya Rosulullah SAW, dari kota Mekkah ke Yatsrib/ Madinah al munawwaroh..itulah salah satu perintah Alloh..yakni hijrah! yang kurang lebih dalam pikiran saya saat ini, hijrah itu berarti berpindah, baik itu secara ruhani maupun jasmani, berpindah dari lingkungan yang buruk menuju lingkungan yang baik, berpindah dari sifat tercela menuju ke sifat yang terpuji,,bukan sebaliknya.. ya,,sebagai manusia biasa tak ada yang sempurna tentunya, semua manusia sebagai hamba yang tak luput dari dosa, oleh sebab itu tugas kita bukanlah tenggelam dalam kekelaman kesalahan tersebut, melainkan menyadari, memperbaiki, dan menggatinya dengan amalan yang lebih baik, hingga semakin mantaplah kita dengan pribadi-pribadi mujadid (pembaharu) yang senantiasa membawa perubahan kearah yang lebih baik dan senantiasa mengharapkan keridhoan Alloh SWT...
Dengan hijrah ini, jadi teringat sebuah hadits..yang bila kita lihat dibuku hadist arba'in menjadi posisi hadist no.wahid/ hadits paling awal, yakni sebuah hadits yang mengingatkan kita tentang pentingnya makna sebuah niat:
Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”. (Muttafaq ‘alaih)
Rasulullah SAW dan para sahabat diperintahkan Allah SWT untuk berhijrah. Motivasi utamanya adalah meraih keridloan Alloh. Menjelang hijrah, kondisi kaum muslim berada pada posisi yang sangat lemah dan teraniaya. Namun, keyakinan mereka akan datangnya kemenangan dan pertolongan Allah tidak pernah sirna. Hal ini disebabkan oleh tebalnya iman mereka kepada Allah SWT. Hal ini karena pokok pertama yang diajarkan Rasulullah SAW jauh sebelum hijrah adalah prinsip keimanan. Bukan saja karena iman kepada Allah merupakan ajaran, tetapi juga karena iman membentengi manusia serta mengantarkan kepada optimisme.
Ada beberapa hal yang bisa kita ambil hikmahnya dari makna hijrah ini, sayapun yakin bahwa antuna sudah bisa mengambil hikmahnya, nach berikut adalah beberapa yang masih saya ingat, dalam hijrah Alloh dan Rosulnya mengajarkan:
1. Ketaatan (atthoa't). Dari peristiwa hijrah ini, terlihat sudah beberapa sahabat yang memiliki ketaatan yang luar biasa, contohnya bisa kita lihat dari kisah-kisah teladannya, seperti halnya abu bakar ash shidiq, ali bin abi thalib dll. inipun membuktikan bahwa begitu berhasilnya rosulullah saw dalam mentarbiyyah (membina) para mutarobbi (binaan)nya, subhanalloh...
2. Pengorbanan (Tadhiyah). Rasulullah SAW mengajarkan bahwa untuk mencapai suatu usaha besar dibutuhkan pengorbanan maksimal dari setiap orang. Rasul sendiri berhijrah dengan segala daya yang dimilikinya, tenaganya, pikiran dan materi, bahkan jiwa dan raga beliau. Ketika akan berhijrah Rasulullah pernah mengajak Abu Bakar, dan kala itu Abu Bakar membeli dua onta satu buat Rasul. Tetapi Rasul tidak mau menerima, dan maunya membeli. Ini wujud pengorbanan yang dicontohkan Rasulullah SAW.
3. Kecintaan (al hub). Rasulullah SAW berangkat hijrah seraya berpesan kepada Ali bin Abi Thalib untuk menggantikan beliau tidur di tempat tidur Rasul. Sehingga dengan hal ini bisa mengelabui kaum kafir saat itu, kecintaaan yang luar biasa tentunya, menggantikan posisi tidur rosullah berarti siap untuk menjemput maut, karna kaum kafir sudah siap sedia membunuh rosulullah. dan ali adalah seorang yang siap mepertaruhkan jiwa dan raga demi membela agama Allah. ini menujukkan betapa seorang ali bin abi thalib mencintai Islam, mencintai Alloh dan Rosulnya..
4. Ketawakalan atas sebuah usaha. Ketika Rasul dikejar dan akhirnya sembunyi di gua Tsur, Abu Bakar sangat khawatir dan gentar. Namun Rasulullah SAW menenangkan dengan mengatakan, "Jangan kuatir dan jangan sedih, sesungguhnya Allah beserta kita".
nach sampai disini dulu sahabatku...
afwan ala kulli hal..
Nays Raihany "pengasuh cahaya mataku" and keluarga mengucapkan selamat tahun baru 1431 H, raih pribadi baru yang jauh lebih baik..
Ma'assalamah..1430 H :)