Akhirnya,,baru bisa diterbitkan sekarang, draf yang satu ini,,,sebenarnya sudah sekian lama, maklum saja internetnya baru bisa sekarang, pokoknya salut untuk team IT yang sudah berjuang memperbaiki semuanya,,,(syukran ya,,pa,,), Lalu inilah tema saat itu...
Kesederhanaan bukanlah penghalang untuk berkarya...
Aduh hari kemarin adalah hari yang subhanalloh begitu melelahkan, tapi ditengah-tengah penderitaan itu tersemat sebuah senyuman, ya..tanggal 24 November 2009 kemarin, tepatnya hari Selasa, di kecamatanku terjadi sebuah sejarah baru, yakni MTQ pertama berlangsung, aku pengen senyum-senyum sendiri, ada beberapa hal yang menarik, he,,apalagi perjuangan team rebana Annida perwakilan dari desaku,,kami latihan hanya beberapa hari saja dari Jumat sampai senin malam, udah githu,begitu mirisnya tim rebana ku tak punya baju alias costum buat pentas, terpaksa pinjam-pinjam dulu seragam ibu-ibu sebuah majelis taklim, ditambah pula seragamnya kurang, teruntuk sang guru pun beliau mencari sendiri, pinjam kesana kemari siap yang punya gamis berwarna ungu..hehe.. ditambah miris lagi untuk rebana pun alias genjring kita pun pinjam ke sebuah lembaga islami di wilayah kami, maklum selama ini genjring yang dipakai sudah tak layak lagi dipakai, sudah ngabeupbeup kalau kata sundanya mah bunyinya teh, ya,,tidak nyaring lah,,hem,,tapi ada yang membuatku belajar banyak hal, sang guru rebana tidak pernah menyerah atau mengeluh tentang kondisi ini, beliau selalu berkata dalam kesederhanaan dan keterbatasan bukanlah penghalang buat kita untuk berkarya,,subhanalloh jadi semangat meski lima jemariku sudah mulai membengkak dan memerah,,,darangdangdang dangdang ting dem..he..
akhirnya acarapun dimulai dengan pawai ta'aruf
Aduh hari kemarin adalah hari yang subhanalloh begitu melelahkan, tapi ditengah-tengah penderitaan itu tersemat sebuah senyuman, ya..tanggal 24 November 2009 kemarin, tepatnya hari Selasa, di kecamatanku terjadi sebuah sejarah baru, yakni MTQ pertama berlangsung, aku pengen senyum-senyum sendiri, ada beberapa hal yang menarik, he,,apalagi perjuangan team rebana Annida perwakilan dari desaku,,kami latihan hanya beberapa hari saja dari Jumat sampai senin malam, udah githu,begitu mirisnya tim rebana ku tak punya baju alias costum buat pentas, terpaksa pinjam-pinjam dulu seragam ibu-ibu sebuah majelis taklim, ditambah pula seragamnya kurang, teruntuk sang guru pun beliau mencari sendiri, pinjam kesana kemari siap yang punya gamis berwarna ungu..hehe.. ditambah miris lagi untuk rebana pun alias genjring kita pun pinjam ke sebuah lembaga islami di wilayah kami, maklum selama ini genjring yang dipakai sudah tak layak lagi dipakai, sudah ngabeupbeup kalau kata sundanya mah bunyinya teh, ya,,tidak nyaring lah,,hem,,tapi ada yang membuatku belajar banyak hal, sang guru rebana tidak pernah menyerah atau mengeluh tentang kondisi ini, beliau selalu berkata dalam kesederhanaan dan keterbatasan bukanlah penghalang buat kita untuk berkarya,,subhanalloh jadi semangat meski lima jemariku sudah mulai membengkak dan memerah,,,darangdangdang dangdang ting dem..he..
akhirnya acarapun dimulai dengan pawai ta'aruf
kemudian acara berikutnya pembukaan...
ditambahkan dengan pengibaran bendera mtq
kemudian acara berikutnya MTQ berbagai tingkat (anak-anak, remaja,dan dewasa)
ada yang lucu di mtq tersebut, saking sederhananya untuk tanda-tanda dalam mtq, sang juri memberikan info ketukan via piring yang dibunyikannya, coba dilihat dengan jeli, disamping juri ada sebuah helm, tadinya mah pake helm buat tanda-tanda peraturan mtq teh, sungguh membuatku terharu,,ya robb..
ada yang lucu di mtq tersebut, saking sederhananya untuk tanda-tanda dalam mtq, sang juri memberikan info ketukan via piring yang dibunyikannya, coba dilihat dengan jeli, disamping juri ada sebuah helm, tadinya mah pake helm buat tanda-tanda peraturan mtq teh, sungguh membuatku terharu,,ya robb..
inilah seorang anak..yang kutemani saat itu, nda,,alhamdulillah juara ke3
pada saat mtq berlangsung tiba-tiba ada panggilan dari salah seorang pegawai kecamatan bahwa tim rebana harus segera meluncur, juri sudah memanggil beberapa kali, untung tidak digugurkan, dan akhirnya kamipun maju dengan segala sesuatunya seadanya, bayangkan wajah-wajah kamipun rarumeuk, tanpa make up,,beda dari tim rebana yang lain,,tapi sekali lagi itulah karya yang bisa kami berikan...
inilah team yang sudah bekerja keras...
berfoto bersama di belakang gedung kecamatan,he,,
akhirnya sebuah variasi tepak dan gerak awal cukup membuat hangat suasana, disambung dengan lagu Magadir n lagu Dihadapan Ka'bah oleh sang guru,,,hehe,,,
setelah semua berakhir, kami langsung makan bersama disebuah warteg,hehe..dengan menu yang sederhana dan seadanya, ada pindang,bala-bala,oreg tempe dan lain-lain, tapi semua tawa tetap memberi makna meski yang kami makan bukanlah sebuah menu yang aneh-aneh seperti produk-produk resto kenamaan...
ada sebuah insiden bada acara selesai, sahabatku t'lis jatuh dari motor, karna bajunya yang kepanjangan bin ngagapuyyy terlilit rantai motor,,innalillahi...tapi sekali lagi itu tidak membuat kami payah, yang kami pikirkan bukan badan kami yang rusak (tehlis yang sakit) tapi malah bagaimana mengganti baju pinjaman, hehe,,akhirnya sang guru berucap, gampang bisa diganti itumah,,kamipun lega..hehe,,,
berfose dengan tlis (seseorang yang banyak berkorban untuk kami saat itu, semoga alloh melipat gandakan pahalanya ya,,teh,,)
akhirnya kami pun pulang dengan berbagai perasaan saat itu, suka duka semua ada, namun kesusahan bukanlah halangan untuk berkarya,,,apalagi sikap sang guru yang selalu optimis dengan perjalanan kami,,,dan kamipun semangat, yakin dan rela berkorban,hem,,
ya..robb panjangkanlah usia guru-guru kami,berikan keberkahan kepada mereka, jaga dan cintai selalu mereka, dan ampuni segala kesalahan dan kekhilafannya,,,amin,,,