Kamis, 22 Oktober 2009

Manajemen Lisan

Judul Buku : Manajemen Lisan
Penulis : Erwan Juhara dan Suhairi Es Shabar
Penerbit : Pena

Ngalajeungkeun nu kamari yang dibaca tea, Sebenarnya berawal dari timbulnya ingin berbicara yang baik, belajar menyampaikan maksud dan tujuan dengan baik tanpa apa pihak yang merasa tersakiti atau lebih tepatnya tidak menyakitkan, lalu kupilihlah buku ini untuk mendapatkan beberapa protein, selagi nunggu tutor bagaimana berkomunikasi dengan baik itu,hem..akhirnya kubacalah buku ini, semoga bisa bermanfaat khususnya bagi diriku sendiri,amin..ya,, karna seperti kata Lukmanul Hakim kepada putranya,bahwa “ Andaikan perkataan itu dari perak, maka diam itu dari emas”, Ibnul Mubarak menjelaskan bahwa maksud perkataan tadi adalah, andaikan perkataan itu berkenaan dengan ketaatan kepada Alloh maka ia ibarat perak, maka diam dari hal-hal yang berkenaan dengan kemaksiatan kepada Alloh maka ia ibarat emas, ini artinya bahwa antara diam dan berkata/berbicara itu memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan ini, ya gak!!

Pepatah mengatakan bahwa lidah itu tidak bertulang. Dia begitu mudah mengucapkan kata-kata, entah itu baik atau buruk. Bisa dikatakan, semua kejadian di antara manusia berawal dari lisan. Ketika seseorang mengucapkan sesuatu, bisa jadi kata-kata yang diucapkannya mengandung kebaikan bagi dirinya atau bagi lawan bicaranya. Bisa jadi pula, justru membawa kecelakaan bagi dirinya atau lawan bicaranya.

Tidak jarang, hanya karena lisan, manusia bisa berkelahi, tawuran, bahkan saling membunuh.Oleh karena itulah, Rasulullah saw. sangat mewanti-wanti akan bahaya lisan ini. Dia harus dijaga, dikontrol, bahkan dipenjara untuk tidak berkata-kata yang buruk. Bahkan Rasulullah mengingatkan, jika kita tidak sanggup berkata baik, lebih baik kita diam karena itu lebih membawa pada keselamatan.

Nach dalam buku ini dikupas habis tentang bagaimana cara kita menjaga/mengatur lidah kita, bagaimana sekelumit tentang lidah, antara baiknya diam atau berbicara, hal apa saja kah yang menjadikan lidah ini tak terkontrol, sampai bagaimana kita menajaga tertawa kita, tuh kan..asyik bila dibaca...

Yang paling saya ingat dari buku ini adalah, beberapa akibat yang ditimbulkan dari keberadaan lidah yang tidak terkontrol, diantaranya adalah:

1.Dusta
2.Menyalahi Janji
3.Ghibah
4.Namimah/adu domba/mengada-ada/memfithnah/memprovokasi
5.Si'ayah (lebih jelek dari pada namimah, mengadukan perkataan atau berita kepada orang yang ditakuti oleh orang yang diadukan perkataannya).
6.Bermuka dua dan berlidah dua
7.Menghina
8.Berdebat
9.Melaknat
10.Memuji (tapi boleh-boleh saja dengan maksud bersyukur dan supaya diikuti orang lain ,tentunya perbuatan yang baik, asalkan jangan memuji yang melampaui batas)
11.Senda gurau (tentunya yang melampaui batas pula, terus-terusan, dan berlebihan)

Lebih asyik dan lebih meyakinkan enaknya dibaca sendiri..he...

Oleh sebab itu saudaraku, penting sekali tentunya kita menjaga/mengatur lisan kita, karena ketika kita sukses dalam mengontrol lisan kita, insya Allah keselamatan dunia dan akhirat akan kita raih. Karena itu, berhati-hatilah! Ya..seperti kata bang napi..Waspadalah..(hem..).. Eitt..saya tidak ingin ketika anda, membaca postingan ini justru anda menjadi sosok yang pendiam, bukan itu yang saya harapkan, justru sekarang kita semakin pandai dalam memposisikan diri adakalanya tepat untuk berbicara dan adakalanya tepat untuk diam, saya aja yang dibalik diamnya cahaya mataku, ingin belajar bagaimana berbicara atau menjaga lisan kita dengan baik dan benar itu, yang jelas bukan belajar..aa..ii..uu..oo..lala..poo..dkk,he,,tapi bagaimana agar kita lebih baik disaat kita bicara atau disaat kita diam..OK

Se_mang_at_ :)

Tidak ada komentar: